Pendekar sakti dari Madura
Di Indonesia tercinta ini banyak sekali aliran ilmu beladiri, baik yang impor seperti karete, eh, maksud saya karate, yudo, wushu, taekwondo, yuyitsu, dll.dll dan yang "asli" dalam negeri. Saya bikin quote-unquote, karena sebagian dari produksi dalam negri ini sebenarnya juga impor dari Siawlimpay (shaolin), Butongpay dan pay-pay yang lain (selengkapnya baca buku Kho Ping Ho, dah).
Nah, untuk menjaga kelestarian ilmu beladiri dalam negri sambil membendung pengaruh dari luar, maka diadakanlah sarasehan para pendekar, sambil menunjukkan kelebihan ilmu masing-masing. Maksudnya untuk sambil memperkaya ilmu para pendekar itu.
Bagaimana bahasa inggris anda? jika anda tertarik untuk berlatih TOEFL dengan sebuah software komputer, silahkan anda dapatkan secara gratis dengan mendownload software tools test TOEFL.
Syahdan, tampillah tiga orang pendekar dari Makassar, Aceh dan Madura keatas panggung untuk saling tunjuk kebolehan. Disediakan beberapa ekor lalat untuk dijadikan sasaran senjata mereka. Giliran pertama jatuh kependekar dari Makassar. Dicabutnya badik dan setelah pasang konsentrasi penuh ia beri isarat ke penjaga lalat untuk melepaskan lalatnya. Begitu lalat dilepas, disabetnya dengan senjatanya, dan.. sang lalat yang malang terbelah dua dan jatuh kebumi. Pendekar-pendekar lain yang menonton kelihayan ini serentak bersorak riuh memuji.
Giliran kedua majulah pendekar Aceh. Pembawaannya tenang menghanyutkan, tangannya tergantung lepas disamping badan, kakinya agak renggang membentuk kuda-kuda yang memungkinkannya bergerak cepat. Begitu lalat dilepas, berkelebatlah keluar dari sarangnya si bongkok dari Aceh, alias rencong, menuju koordinat sang lalat yang terbang lintang pukang. Penontonpun menahan napas, dan begitu gerakan sang pendekar Aceh berhenti, ternyata sang lalat sudah menempel, tertusuk diujung rencong. Riuh rendahlah sambutan para penonton yang menyaksikan kehebatan ini.
Ayam bakar bumbu pedas, mau tahu resepnya agar rasanya semakin lezat? atau lebih suka BBQ ayam? pilih semua resep masakan serba ayam disini.
Giliran terakhir pendekar Madura. Dibukanya selubung senjatanya yang khas, clurit bulu ayam (dibuat dari baja asli, dinamakan bulu ayam karena bentuknya yang melengkung setengah penuh). Dimiringkannya badannya, sehingga juru pegang lalat ada disampingnya. Tangan kirinya lurus kesamping dengan telapak tangan menghadap keatas. Dia bilang, ini adalah jurus minta hujan dimusim kemarau. Tangan kanan yang memegang clurit tepat dihadapan selangkangannya, ujungnya siap meluncur kesamping, diarah lalat mau terbang. Begitu lalat dilepas, sang pendekar menyabet kekanan, persis seperti polisi lalu lintas yang menyuruh mobil dari kiri supaya cepat jalannya, dikala lampu lalu lintas macet. Apa yang terjadi? Lalat yang disabet ternyata terbang lebih cepat lagi, dan lari sampai nggak keliatan lagi titik hitamnya. Penontonpun bengong... Sunyi senyap, sampai sang pendekar dengan tenangnya berkata : "Bapak ibu sekalian, sengaja saya tidak membunuh lalat yang malang itu, kasihan dia masih lajang. Saya cuma sunat aja dia...."
Komentar
Posting Komentar
Silahkan menuliskan komentar anda pada opsi Google/Blogger untuk anda yang memiliki akun Google/Blogger.
Silahkan pilih account yang sesuai dengan blog/website anda (LiveJournal, WordPress, TypePad, AIM).
Pada opsi OpenID silahkan masukkan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia.
Atau anda bisa memilih opsi Nama/URL, lalu tulis nama anda dan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia.
Jika anda tidak punya blog/website, kolom URL boleh dikosongi.
Gunakan opsi 'Anonim' jika anda tidak ingin mempublikasikan data anda. (sangat tidak disarankan)
Masih kesulitan membuat komentar? Silahkan klik DISINI SAJA
Ingin komentar tidak tampak untuk umum? Silahkan klik DISINI
Komentar harus nyambung ya? kalo ga akan terhapus otomatis, he.he.